Selasa, 13 November 2012

CaPer : PK Bandung-Rembang, Siapa yang pantas, yang bisa kuandalkan?

Turun dari Karunia Bhakti bumel di Cileunyi, perjalanan ke Jateng dilanjutkan dengan naik Angkot Cileunyi-Cicaheum, Terminal Cicaheum itu seperti apa, besar atau kecil, banyak calo atau nggak aku belum pernah tahu, tapi cuek aja lah. Dengan tampang anak ingusan, dan hanya bawa tas punggung dengan isi nggak seberapa pasti nggak bakal menarik perhatian orang berniat buruk. Melalui jalanan kota Bandung yang “mbingungi” dan macet, ditambah hujan mewarnai perjalananku di dalam angkot. Rencana mau naik Budiman Wonosobo, nanti dari Wonosobo nyambung Bumel ¾ Putra Perdana pertama yang kearah Magelang, turun di Parakan, pulang kerumah Parakan, agak malesnya kalau naik Budiman lagi, bisa di cap lagi promosi Budiman nih, ah ingin coba bus lain, sudah puas dengan pelayanan prima Budiman, rasanya kalau ada bus lain, pilih yang lain aja. Alternatif berikutnya naik Bumel ekonomi Sami Jaya/Sahabat lewat Sumedang-Pantura, turun di Semarang pulang ke kost, tapi agak berat juga kalau harus naik ekonomi lagi. Alternatif ke tiga Budiman Magelang, langsung pulang Magelang, tapi yaaahh masak harus Budiman Lagi, rutenya juga 90% sama dengan jalur berangkat, trus nanti kalau kepagian nyampai rumah juga harus bangunin orang tidur buat bukain pintu, ga enak ah sama orang tua… Alternatif ke empat bus ke Jogja pasti masih banyak, Ada Harum dan Alladin, tapi kalau naik itu cuman beda bis, tapi dapet rute yang sama persis dengan jalur berangkat. Daripada bingung pilih mana, let it flow aja, lihat-lihat keramaian kota Bandung di sore menjelang malam.

Lalu lintas yang macet sepertinya sedang menguji kesabaranku, dan ketenanganku, dari arah berlawanan lewatlah Pahala Kencana (nggak tahu yang Denpasar atau ke mana), diikuti KD wonogiri, daannn………….Budiman Wonosobo, alternatif pertama praktis gugur. Sebenarnya ada juga sih 3-4 Sahabat yang lewat tapi dari cara jalannya, kok sepertinya cuma mau pulang ke Cirebon , nggak terus ke Semarang (biasanya bus Bumel yang masih ngejar jarak jauh pasti lari “kesetanan” untuk mengejar pangkalan-pngkalan berikutnya.

Satu jam lebih di dalam angkot, akhirnya sampai juga di Terminal Cicaheum, ooo……..ini to terminalnya, walah kok malah terminal tipe C ginian (bukan bermaksud mengejek lho….). Hebat juga Pemerintah Bandung bisa memakai Lahan sekecil itu untuk pemberangkatan bus kearah Timur. Penataan yang simpel memudahkan calon penumpang memilih bus. Pukul 18.40 tepatnya, di area pemberangkatan masih ada Alladin ATB Solo (wah lumayan kalau tarifnya ekonomi, agak menghemat nih dapet AC), Bandung Express (ah chemistrynya belum nyambung), Nusantara (sudah sering banget perjalanan jauh pakai Nu3, paling juga rasanya Cuma begitu-begitu saja-cepat, nyaman, terjamin-), Budiman Magelang (sudah tidak penasaran sama rasanya Budiman), dan PK Rembang (Paling juga mirip-mirip Nu3). Sebelum memilih bus, prioritas utama malam itu adalah ngecas HP, dan juga ngecas perut, perlu diketahui hari itu aku belum sempat makan sedikitpun. Selesai dengan Indomie, barulah perburuan dimulai.

Ternyata Nu3 sudah take off, demikian juga dengan Bandung express, dan Budiman Magelang, nggak ada sedikitpun rasa kecewa karena juga sedang nggak ngebet naik bus-bus tersebut. Mampir ke Alladin ATB, Tanya harga “Jogja berapa?” jawaban Kondektur “80ribu”, okupansi penumpang hampir penuh, sebentar lagi pasti berangkat, dengan alas an mau ke toilet dulu kutinggalkan aja bus ini 80ribu = Budiman yang aku naiki pas berangkat kemarin. Lewat belakang bus, kernet Harum menghampiri, nyante aja mas masih banyak kok belakangnya, yeee………ni sama aja, mau ngrebut penumpang bus di depan. Menjauh sejenak kembali aku ke jalur pemberangkatan, dihampiri petugas PK, dengan ramah bertanya “Kemana Mas?”

“ Semarang ”, jawabku.

“Ikut ini aja mas bentar lagi berangkat”

“Berapa” ,tanyaku.

“90ribu gratis snack+makan”

“Penuh ga?”, tanyaku lagi.

“Nggak mas cuma isi 18”

Terkesan oleh keramahan petugas dalam meladeni calon penumpang, dan kesopanannya dalam menarik penumpang, maka kujawab “OK”. Tiket segera dicoret-coret, “Bayar uang pas ya mas”. Masuk kabin, kursi keramat dan kurang keramat berikutnya sudah diisi, mendingan belakang sekalian, menguasai kabin belakang, ternyata bukan 18orang, tapi termasuk aku hanya ada 14orang. Kupilih bangku diatas ban sebelah kanan tepat dibawah lampu kabin, lumayan lah bisa buat nulis-nulis sebentar. 2 jok aldila dengan leg rest kupakai sendiri lengkap dengan dua bantal dan dua selimutnya,…hehehe…..

19.16 Bus berangkat, penumpang tetaplah 14 dengan rincian 13 laki-laki dan 1 wanita (sayang udah ibu-ibu paruh baya). Snack segera dibagikan oleh kernet bus. Sambil membagikan snack dia bertanya, “Semarangnya mana mas?” dengan keramahan yang agak jarang ditemui pada crew bus lain. “Ini lewat kota kan ?” tanyaku balik, “ya” jawabnya, “Kalau gitu aku turun Dr Cipto”. PK dengan tujuan akhir Rembang ini harus berjuang membelah kemacetan dan lalu lintas yang padat di malam hari.



20.07 bus baru bisa melaju normal di daerah Jatinangor (lihat plang alfamart), dan segera masuk jalur berliku Bandung-Sumedang, kali ini adalah kesempatan keduaku melewati jalur ini, kesempatan pertama tepat setahun lalu dengan menggunakan Symphonie nusantara dalam acara KKL kampus, hanya saja keinginan untuk melewati jalur ini siang hari kok ya belum juga tercapai. Meliuk-liuk di jalur menanjak berkelok bukanlah hal sulit bagi mesin Hino RG, apalagi dengan penumpang hanya 14orang, terbukti taklama kemudian terlihat ekor Bandung ekspress, Sempat fight, meskipun jelas-jelas PK unggul tenaga, tapi nggak gampang menaklukkan Bandung ekspress karena jalan yang tidak memungkinkan untuk melakukan aksi overtake.

20.24 Jalan mulai turun, mesin kok anteng banget? Ternyata pakai aksi Netral, meskipun pakai gigi Netral, kecepatan nggak berkurang karena jalan yang memang menurun. ketika berangkat kemarin sempat juga berbincang dengan Mas Hendi, ketika itu Budiman melakukan aksi yang sama, “Nek Hino aksi Netral piye yo rasane?” (Kalau Hino Pakai aksi Netral gimana ya rasanya?”, kan berarti hanya mengandalkan rem mekanik. Ehh….sekarang keturutan juga merasakan kasi netral Hino, di jalan gelap berliku dan menurun, ya udah berdoa saja, moga nggak bablas….. Memasuki Sumedang Selatan bus berjalan beriringan dengan Bhinneka Patas Cirebon-Bandung, simbiosis ini berlangsung lumayan lama, dimana Bhinneka memandu laju PK dalam meng overtake kendaraan-kendaraan di depan, dalam beberapa tanjakan sempat juga driver PK memainkan gas ketika mengoper gigi, greng…greng…greng… untuk menjaga speed dan kestabilan laju bus. Simbiosis ini berakhir ketika Bhinneka menurunkan penumpang, jadilah PK ini single fighter, masuk daerah Cimalaka bus melaju kencang, padahal di pinggir jalan ada keramaian pasar. Kantuk yang datang mengajakku untuk touring ke alam lain, zzzzzzzzzzzzzzz….

Terbangun ketika masuk Kadipaten, jam menunjukkan pukul 21.41. Selanjutnya masuk rute yang sudah tidak asing lagi, yaitu Palimanan, Plumbon 2, dan keluar Tol Kanci pukul 22.39. Sepuluh menitan kemudian masuk RM Ramah Tamah, Makan Sop+Ayam rendang+The hangat lebih dari lumayan menurutku, rasanya pun OK. Selesai Makan mampir ke Warung untuk mengambil HP yang di cas(lagi).

23.19 Keluar Rumah Makan, dapat Rajawali & Bandung Ekspress, yang menyerah tanpa perlawanan.

23.37 Jembatan Cisanggarung (Perbatasan Jabar-Jateng) disini kendaraan berat berjalan merayap karena jalan yang bergelombang, tak jarang PK ini melaju di bahu jalan untuk melewati kendaraan-kendaraan berat tersebut.

00.13 Mengovertake Handoyo, posisi PK ini ada di antara rombongan bus yang berangkat siang, dengan bus yang berangkat malam, artinya bus-bus Solo/Yogya yang berangkat siang dari Jakarta sudah di depan, sementara bus yang berangkat malam dari Jakarta (Geng Murianan)masih di belakang. Bus berjalan beriringan dengan KD mulai Brebes, hingga terminal Tegal, ngantuk rupanya kembali membawaku ke alam lain…..zzzz…..

01.31 Memasuki Kota Pekalongan, perjalanan sungguh lancar tanpa hambatan, sehingga memudahkan sang driver untuk melakukan aksi netralnya…….., namun meskipun melakukan aksi netral, sama sekali sang driver tetap menjaga kecepatan, perkiraanku aksi netral dimulai ketika kecepatan mendekati 100kph, dan diakhiri ketika kecepatan mendekati 75kph.

2.02, di daerah Gentong Batang ngeblong kanan, melewati median jalan, karena jalur kiri macet total, sepanjang kurang lebih 500meter, ternyata ada truk yang melorot, hingga menghantam talud di kiri jalan, ditambah satu truk lagi yang mogok tepat di sebelahnya, praktis hanya ada 3/4 lajur tersisa, mepet bgt untuk bus/truk lewat, beberapa bus yang terjebak didalamnya ada Santoso patas Non AC, dan PK (nggak tahu jurusan mana), yang kulihat kernetnya sedang memandu sopirnya dari luar bus untuk memastikan bus tidak nyerempet truk yang mogok. KAmi duluan ya..................

Selanjutnya perjalanan kembali normal, jalur Roban masuk jalur kanan, selanjutnya Gringsing, weleri jalan lingkar, Kaliwungu jalan lingkar, Mangkang, pukul 3.12 Bus sudah masuk Bundaran Kalibanteng, ambil kanan, berarti masuk kota, tepat pukul 3.30 kakhiri kebersamaanku dengan PK Bandung-Rembang dimana aku turun di perempatan Milo, langsung lanjut ke kost.

Well……inilah akhir dari perjalanan Magelang-Yogya-Solo-Yogya-Bandung-Jakarta-Depok-Cianjur-Bandung-Semarang, nice trip with Pahala Kencana.

sesuai judul CaPer ini, Siapa Yang Pantas, yang bisa Kuandalkan, maka PK AC Toilet Bandung-Rembang memang pantas dan bisa diandalkan!!!!!!!



Tamat

Publish di Milist Bismania Community 5 Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar